Pada masyarakat  Jawa tidak terkecuali Madura ada yang di sebut dengan petungan (hitungan) dalam bahasa Madura  “Tong ngetongan” petongan ini digunakan oleh masyarakat Jawa ketika akan mengadakan hajatab seperti pindah rumah, mengadakan pesta pernikahan dan lain-lain. Jika diperhatikan petungan ini merupakan aplikasi dari grup medulo (struktur Aljabar)
Dalam petungan masyarakat  Jawa menggunakan kalender tahun Jawa-Saka. Tahun Jawa saka memiliki persamaan dengan tahun Hijriyah yang menggunakan perhitungan bukan (Qomariyah) sedangkan tahun Masehi menggunakan perhitungan matahari (Syamsiyah)
Pada tahun, bulan dan hari pasaran Jawa saka masing-masing memiliki neptu. Hari dan pasaran Jawa di sebut dengan weton dan neptu hari disebut dengan saptawara sedangkan neptu pasaran disebut dengan  pancawara. Dari neptu itulah yang digunakan untuk petungan. Tetapan dengan hari (saptawara)
1. Petungan Rabi (Perhitungan Pernikahan)
pada petungan Rabi ini menggunakan beberapa modulo 5, 7 dengan beberapa ketentuan 
a. Untuk mengetahui perjodohan dengan menggunakan weton saja maka menggunakan modulo 7, W= n ( mod 7)
dalam hal ini masing-masing hasil perhitungan di lambangkan dengan sebuah bilangan dalam himpunan {0,1,2,3,4,5,6}yaitu:
n = 1, Wasesa segara, mendapatkan kebaikan
n = 2, Tunggak semi, luas rejekinya
n = 3, Satria Wibawa, mendapat kemuliaan dan keluhuran
N=4, Sumur Sinabi, menjadi tepat pencarian ilmu
n = 5, Satriya Wirang, mengalami duka cita dan malu
n = 6, Bumi Kapetak, kuat menghadapi kesukaran 
n = 0, Lebu hati yup angin, banyak keinginan tidak tercapai, sering pindah rumah 
h =hari 
P= pasaran  
weton ( hari dan pasaran kelahiran) = W
W = h + P 
Contoh 
Zuba suami lahir pada sabtu pahing = 9 + 9 = 18
Laboan istri lahir pada selasa pahing = 3 + 9 = 12
W = 18 + 12 = 30
W = n (mod 7 )
30 = 2 (mod 7)
Jadi n = 2 maka perjodohan mereka adalah tunggak semi (luas rejekinya)
Ingat  ini Cuma ramalan , jodoh di tangan Tuhan
b.  Petungan pati ( Perhitungan untuk acara selamatan orang meninggal)
Pada perhitungan pati hanya menggunakan modulo  5 dan 7. Untuk menentukan pasaran dan harinya. Untuk modulo 5 digunakan untuk menentukan pasarannya dan mod 7 untuk menentukan harinya 
W = n (mod 5) untuk pasarannya
W = n (mod 7) untuk harinya
Dalam hal ini masing-masing hari dalam seminggu dilambangkan dengan sebuah dalam himpuanan {0,1,2,3,4,5,6}yaitu :
Hari pertama meninggal = 1
Hari kedua meninggal = 2
Hari ketiga meninggal = 3
Hari keempatmeninggal = 4
Hari kelima meninggal = 5
Hari keenam meninggal = 6
Hari ke tujuhmeninggal = 0
Dalam hal ini masing-masing pasaran dilambangkandengan sebuah bilangan himpunan {0,1,2,3,4,}yaitu :
Pasaran pertama = 1
Pasaran kedua = 2
Pasaran ketiga = 3
Pasaran keempat  = 4
Pasaran kelima = 0
Dengan urutan sebagai berikut Pon, wage, kliwon, legi, dan pahing 
Contoh pati (kematian)
Pati (kematian) dimaksudkan adalah acara selamatan ketika ada orang yang meninggal
Kasus : kakek Ahmad meninggal pada rabu pon, kapankah acara selamatan 40 Hari, 100 hari, 1 Tahun, 2 tahun dan nyewu?
untuk menentukan pasarannya p ≡ n (mod 5)
Untuk menentukan harinya h ≡ n (mod 7)
Karen kakek Ahmad meninggal pada hari Rabu Pon maka di tentukan pasaran dan harinya sebagai berikut
Pasaran : pon = 1, wage = 2, kliwon = 3, legi = 4, pahing= 0
Hari : rabu = 1, kamis = 2, jum`at = 3, sabtu = 4, minggu = 5, senin = 6, selasa = 0
Menentukan 40 Hari
P ≡ n (mod 5)
40 ≡ 0 (mod 5)
Pasarannya pahing
h ≡ n (mod 7)
40 ≡ 5 (mod 7)
N = 5 maka hari minggu
Jadi 40 hari kakek Ahmad hari minggu Pahing
Mennetukan 100 Hari
P ≡ n (mod 5)
100 ≡ 0 (mod 5)
n = 0 maka pasarannya pahing 
h ≡ n  (mod 7)
100 ≡ 2 (mod 7)
N = 2 maka hari kamis 
Jadi 100 hari kakek Ahmad hari kamis Pahing
Menentukan 1 tahun dan 2 tahun 
P ≡ n (mod 5)
354 ≡ 4 (mod 5)
n = 4, maka pasarannya Legi
h ≡ n  (mod 7)
354 ≡ 4 (mod 7)
N = 4 maka hari sabtu 
Jadi 1 tahun dan 2 Tahun kakek Ahmad hari sabtu Legi 
Menentukan 1000 Hari 
P ≡ n (mod 5)
1000 ≡ 0 (mod 5)
n = 0 maka pasarannya pahing
h ≡ n  (mod 7)
1000  ≡ 6 (mod 7)
Jadi 100 hari kakek Ahmad adalah senin Pahing